[Telah Dipresentasikan]
I Putu Teguh Putrawan (F1D016042)
Budiman Rabbani (F1D016018)
Budiman Rabbani (F1D016018)
DSDM merupakan salah satu metode Agile untuk pengembangan perangkat lunak. DSDM merupakan suatu kerangka kerja yang awalnya didasarkan pada Rapid Application Development (RAD) dan mengutamakan keterlibatan pengguna secara berkesinambungan dengan pendekatan pengembangan secara berulang dan bertambah, tanggap terhadap perubahan, untuk membangun sistem perangkat lunak yang memenuhi kebutuhan bisnis tepat waktu dan juga tepat anggaran.
Prinsip-prinsip dalam metode Dynamic System Development Method (DSDM)
Prinsip-prinsip dalam metode Dynamic System Development Method (DSDM)
Ada beberapa prinsip yang terdapat
dalam metode Dynamic System Development
Method (DSDM) yaitu sebagai berikut :
1. Keterlibatan
pengguna secara aktif dalam proses perancangan dan pengembangan.
2. Tim
pengembang proyek diberi wewenang membuat keputusan.
3. Fokus
pada seringnya produk dihasilkan.
4. Kesesuaian
dari tujuan bisnis.
5. Pengembangan
secara increment dan iterative.
6. Persyaratan
dan kebutuhan harus ditentukan sebelum proyek dimulai.
7. Pengujian
dilakukan pada keseluruhan siklus proyek.
8. Pendekatan
kolaborative dan co-operative.
Kekurangan dan Kelebihan :
a. Kekurangan
- Setiap iterasi bergantung pada prototype sebelumya
- Menentukan scope dari suatu prototype proyek tidak pernah selesai
- Dokumentasi sering kali tidak lengkap fokus pada pembuatan prototype
- Isu-isu mengenai system backup and recovery, system performance dan system security kurang/tidak diperhatikan dan sering terlupakan
b. Kelebihan
- Menyajikan kerangka kerja (framework) untuk membangun dan memelihara sistem dalam waktu yang terbatas melalui penggunaan prototyping yang incremental dalam lingkungan yang terkondisikan.
- Membangun software dengan cepat.
- DSDM dapat dikombinasikan dengan XP menghasilkan kombinasi model proses yang mengikuti DSDM dan praktek yang sejalan dengan XP.
Tahap-tahap DSDM
1. Feasibility Study
Menilai kelayakan pengerjaan suatu proyek,
termasuk kecocokan proyek tersebut dengan penggunaan DSDM. Dihasilkan laporan
kelayakan, kelayakan protototype,
skema global perencanaan berikut rencana pengembangan dan catatan resiko.
2. Bussiness
Study
Analisa karakteristik dari sisi
bisnis dan teknologi. Pendekatan utama adalah pengadaan lokakarya, di mana
pengguna ahli berkumpul dan menghasilkan hal-hal yang relevan dari sistem serta
menyetujui skala prioritas dalam pengembangan. Dihasilkan daftar prioritas
kebutuhan, definisi dari wilayah bisnis, definisi arsitektur sistem, dan garis
besar rencana prototype.
3. Functional
Model Iteration
a.
Mengidentifikasi prototipe
fungsional
Menentukan
fungsionalitas yang akan dikerjakan pada prototype.
Dihasilkan
sebuah model fungsional menurut hasil dari tingkat studi bisnis.
b.
Menyetujui jadwal
Setuju pada bagaimana dan kapan untuk
membangun fungsionalitas tersebut.
c.
Membuat prototipe
fungsional
Membangun prototipe fungsional,
sesuai jadwal yang disetujui dan model fungsional.
d.
Meninjau prototipe
fungsional
Mengecek kebenaran dari prototipe yang
dibangun. Hal ini dilakukan melalui pengujian oleh pemakai akhir dan / atau
melihat dokumentasi. Dihasilkan sebuah dokumen tinjauan prototipe model
fungsional.
4. Design
and Build Iteration
a.
Mengidentifikasi prototype rancangan
Mengenali kebutuhan fungsional dan
non-fungsional yang diperlukan dalam sistem yang diujikan. Dihasilkan suatu
strategi penerapan, yang juga didasari catatan pengujian dari perulangan
sebelumnya.
b.
Menyetujui jadwal
Setuju pada bagaimana dan kapan
mewujudkan persyaratan yang ada.
c.
Membuat prototype rancangan
Membuat sebuah sistem (prototype rancangan) yang dapat secara
aman diserahkan kepada pengguna akhir untuk penggunaan harian, juga sebagai
ujicoba.
d.
Meninjau prototype rancangan
Mengecek kebenaran hasil rancangan
sistem, melalui serangkaian teknik ujicoba dan peninjauan. Dokumentasi pengguna
maupun catatan pengujian akan dibuat.
5. Implementation
Phase
a.
Persetujuan dan pedoman
penggunaan
Pengguna akhir menyetujui sistem yang
telah diuji untuk implementasi dan pedoman yang berkaitan dengan pelaksanaan
dan penggunaan sistem.
b.
Melatih Pengguna
Melatih calon pengguna akhir dalam
penggunaan sistem. Dihasilkan sekelompok pengguna yang terlatih.
c.
Penerapan
Menerapkan sistem yang telah diuji di
lokasi pengguna akhir, yang disebut sebagai sistem yang telah tersampaikan[3].
Perbandingan metode DSCM dengan metode lain
Karakteristik App :
1.Cocok digunakan untuk system App yang bersekala kecil atau besar.
2.Cocok untuk system App yang dibuat oleh tim yang skalanya besar maupun kecil .
3.Cocok digunakan untuk App dengan keperluan .
Kesimpulan :
DSDM adalah sebuah kerangka kerja yang mengutamakan keterlibatan pengguna secara berkesinambungan dengan pendekatan pengembangan seara berulang dan bertambah, yang menangani proyek secara efektif dan efisien. DSDM dikembangkan dalam 5 fase yaitu feasibility, Business Study, Functional Model Iteration, Design and Build Iteration, Implementation Phase.
Daftar Pustaka
- Jasman Pardele, Lisa Kristiana, Fachri Rahmat Pamayo, 2011. IMPLEMESTASI DYNAMIC SYSTEM DEVELOPMENT METHOD PADA PEMBANGUNAN WEB KOMUNITAS INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL. Jurnal Informatika.
- Lili Rusdiana .2018. Dynamic Systems Development Method dalam Membangun Aplikasi Data Kependudukan Pada Kelurahan Rantau Pulut.TRANSFORMTIKA.
- Muhammad Rizky Pribadi.2017.Integrasi RUP dan DSDM untuk Rancang Bangun Sistem Informasi Olahraga yang Komprehensif Studi Kasus: Pengurus Besar Taekwondo Idonesia.Jurnal SISFOKOM.
- Dwi Rosa Indah,Mgs. Afriyan Firdaus.2016.PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM INFORMASI MONITORING MAHASISWA BIDIKMISI BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PENDEKATAN DSDM (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS SRIWIJAYA).
No comments:
Post a Comment