Dynamic System Development Method (DSDM)
- Abstraksi
Dynamic System
Development Method (DSDM) merupakan salah satu metode Agile dan pengembangan tahap lanjut dari
metode Rapid Application Development
(RAD) yang dikembangkan pada tahun 1990 oleh sekelompok vendor SI dan para ahli
di Inggris. Metode ini mengutamakan keterlibatan pengguna secara
berkesinambungan dengan pendekatan incremental
dan iterative.
- Prinsip-prinsip dalam metode Dynamic System Development Method (DSDM)
Ada beberapa prinsip yang terdapat
dalam metode Dynamic System Development
Method (DSDM) yaitu sebagai berikut :
1. Keterlibatan
pengguna secara aktif dalam proses perancangan dan pengembangan.
2. Tim
pengembang proyek diberi wewenang membuat keputusan.
3. Fokus
pada seringnya produk dihasilkan.
4. Kesesuaian
dari tujuan bisnis.
5. Pengembangan
secara increment dan iterative.
6. Persyaratan
dan kebutuhan harus ditentukan sebelum proyek dimulai.
7. Pengujian
dilakukan pada keseluruhan siklus proyek.
8. Pendekatan
kolaborative dan co-operative[1].
- Tahapan-tahapan dalam metode Dynamic System Development Method (DSDM)
Berikut ini merupakan tahapan-tahapan yang terdapat dalam Dynamic System Development Method (DSDM) yaitu sebagai berikut :
Gambar 1 Tahapan
metode DSDM
1. Feasibility Study
Menilai kelayakan pengerjaan suatu proyek,
termasuk kecocokan proyek tersebut dengan penggunaan DSDM. Dihasilkan laporan
kelayakan, kelayakan protototype,
skema global perencanaan berikut rencana pengembangan dan catatan resiko.
1. Bussiness
Study
Analisa karakteristik dari sisi
bisnis dan teknologi. Pendekatan utama adalah pengadaan lokakarya, di mana
pengguna ahli berkumpul dan menghasilkan hal-hal yang relevan dari sistem serta
menyetujui skala prioritas dalam pengembangan. Dihasilkan daftar prioritas
kebutuhan, definisi dari wilayah bisnis, definisi arsitektur sistem, dan garis
besar rencana prototype.
2. Functional
Model Iteration
a.
Mengidentifikasi prototipe
fungsional
Menentukan
fungsionalitas yang akan dikerjakan pada prototype.
Dihasilkan
sebuah model fungsional menurut hasil dari tingkat studi bisnis.
b.
Menyetujui jadwal
Setuju pada bagaimana dan kapan untuk
membangun fungsionalitas tersebut.
c.
Membuat prototipe
fungsional
Membangun prototipe fungsional,
sesuai jadwal yang disetujui dan model fungsional.
d.
Meninjau prototipe
fungsional
Mengecek kebenaran dari prototipe yang
dibangun. Hal ini dilakukan melalui pengujian oleh pemakai akhir dan / atau
melihat dokumentasi. Dihasilkan sebuah dokumen tinjauan prototipe model
fungsional.
4. Design
and Build Iteration
a.
Mengidentifikasi prototype rancangan
Mengenali kebutuhan fungsional dan
non-fungsional yang diperlukan dalam sistem yang diujikan. Dihasilkan suatu
strategi penerapan, yang juga didasari catatan pengujian dari perulangan
sebelumnya.
b.
Menyetujui jadwal
Setuju pada bagaimana dan kapan
mewujudkan persyaratan yang ada.
c.
Membuat prototype rancangan
Membuat sebuah sistem (prototype rancangan) yang dapat secara
aman diserahkan kepada pengguna akhir untuk penggunaan harian, juga sebagai
ujicoba.
d.
Meninjau prototype rancangan
Mengecek kebenaran hasil rancangan
sistem, melalui serangkaian teknik ujicoba dan peninjauan. Dokumentasi pengguna
maupun catatan pengujian akan dibuat.
5. Implementation
Phase
a.
Persetujuan dan pedoman
penggunaan
Pengguna akhir menyetujui sistem yang
telah diuji untuk implementasi dan pedoman yang berkaitan dengan pelaksanaan
dan penggunaan sistem.
b.
Melatih Pengguna
Melatih calon pengguna akhir dalam
penggunaan sistem. Dihasilkan sekelompok pengguna yang terlatih.
c.
Penerapan
Menerapkan sistem yang telah diuji di
lokasi pengguna akhir, yang disebut sebagai sistem yang telah tersampaikan[3].
- Karakteristik aplikasi
Metode Dynamic System Development Method (DSDM)
digunakan ketika kondisi sistem yang akan dikembangkan memiliki kriteria
sebagai berikut :
1. Hasil
dari pengembangan sesegera mungkin dapat dilihat.
2. Pengguna
sistem aktif memberikan kontribusi dalam merangkul pengembang.
3. Fungsi
utama telah didefinisikan secara cepat dan fungsi lainnya dapat dapat menyusul
secara berkala.
4. Pihak
yang berkepentingan dapat berkomunikasi secara lancar tanpa ada birokrasi yang
rumit atau halangan karena umpan balik dari pengguna sistem secara konstan baik
dalam pengembangan sistem.
5. Proyek
memiliki indikator awal apakah akan bekerja secara baik atau tidak, sehingga
meminimalisir sesuatu yang tidak diinginkan ketika aplikasi dikembangkan.
6. Sistem
harus selesai dengan waktu dan anggaran yang tepat.
7. Pengguna
sistem mengerti dalam arah proyek[5].
- Kelebihan
Berikut
ini merupakan kelebihan dari metode Dynamic
System Development Method (DSDM)
1. Menyajikan
kerangka kerja (framework) untuk membangun dan memelihara sistem dalam waktu
yang terbatas melalui penggunaan prototyping yang incremental dalam lingkungan
yang terkondisikan.
2. Membangun
software dengan cepat.
3. DSDM
dapat dikombinasikan dengan XP menghasilkan kombinasi model proses yang
mengikuti DSDM dan praktek yang sejalan dengan XP.
- Kekurangan
Berikut
ini merupakan kekurangan dari metode Dynamic
System Development Method (DSDM)
1. Setiap
iterasi bergantung pada prototype
sebelumya.
2. Menentukan
scope dari suatu prototype proyek
tidak pernah selesai.
3. Dokumentasi
sering kali tidak lengkap karena fokus pada pembuatan prototype.
4. Isu-isu
mengenai sistem backup dan recovery, system performance dan system security kurang/tidak diperhatikan dan sering terlupakan[5].
- Perbandingan metode Dynamic Systems Development Method
(DSDM) dengan metode lainnya
Berikut
ini merupakan perbandingan metode Dynamic
Systems Development Method (DSDM) dengan metode lainnya[4] :
Fitur
|
DSDM
|
XP
|
Kebutuhan analisis dan Pemodelan Bisnis
|
Dimulai dengan pembuatan laporan
kelayakan, prototipe kelayakan dan rencana proyek
|
Memiliki cerita dari user dengan umpan
balik komunikasi
|
Analisis & Desain
|
Hal ini tidak diperlukan analisis dan
desain tetapi telah digunakan hanya prototipe untuk mengelola
|
Hal ini untuk mengembangkan dengan
desain dan sistem yang sederhana metafora
|
Implementasi & Pengembangan
|
Pemahaman umum arsitektur teknik yang
digunakan
|
XP memiliki beberapa tugas yang
diperlukan rilis kecil, integrase terus-menerus, kepemilikan kolektif,
refactoring dan pemrograman pair
|
Manajemen Proyek
|
Diprioritaskan daftar persyaratan dengan
rencana garis besar prototyping
|
XP perlu memperkirakan dan memiliki
iterasi rencana
|
Ukuran Proyek
|
Proyek besar atau kecil
|
Proyek kecil
|
Konfigurasi & Perubahan Manajemen
|
Produk yang sering disampaikan pada
tingkat yang sangat cepat
|
Tidak perlu
|
Pasangan Pemrograman
|
Membutuhkan, untuk kontrol proyek
|
Tidak diperlukan pemrograman pair.
|
REFERENSI
[1] A. Info, “Dynamic Systems Development Method dalam
Membangun Aplikasi Data Kependudukan Pada Kelurahan Rantau Pulut,” vol. 16, no.
1, pp. 84–90, 2018.
[2] A, Dewi.
(2017, November 27). Perbedaan Model Pengembangan Software. Diakses dari http://perbedaanmodelpengembangansoftware.blogspot.com/2017/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html
[3] Harjon, M. (2008, Juni 11). Modifikasi DSDM Dalam
Pembuatan Sistem Majalah Z. Diakses dari https://oguds.wordpress.com: https://oguds.wordpress.com/2008/06/11/modifikasi-dsdmdalam-
pembuatan-editorial-majalah-z/
[4] N, F Istiqamah. (2017, Mei 30). Manajemen Proyek
Perangkat Lunak. Diakses dari https://www.slideshare.net/istiqomahnur1/manajemen-proyekperangkatlunakpenjabaranpaper
[5] Ningsih, D. (2013,
Oktober 23). Kelebihan dan Kekurangan Model Metode Pengembangan Sistem [II].
Diakses dari http://dwixuty.blogspot.co.id/:
http://dwixuty.blogspot.co.id/2013/10/kelebihan-dan-kekurangan-metode.html
1. Anggin Risna Widianingsih(F1D016010)
2. Habiburrahman(F1D016034)
izin copas gan
ReplyDelete